KONSEP NILAI UANG TERHADAP WAKTU

BAB 3 PENGENALAN TEORI EKONOMI DAN MANAJEMEN
KONSEP NILAI UANG TERHADAP WAKTU

·         PENDAHULUAN

Nilai uang terhadap waktu merupakan konsep yang berkembang bahwa nilai uang sekarang akan lebih berharga daripada nilai uang di masa yang akan datang hal ini disebabkan oleh perbedaan waktu yang ada. Dalam perhitungannya kita harus mempertimbangkan masalah lamanya waktu dan proses pengembaliannya, time value of money sangat penting dalam masalah keuangan baik untuk perusahaan, lembaga maupun individu.
Contohnya kita sekarang membeli siomay dengan harga Rp 5000 mendapatkan satu porsi siomay. Akan tetapi dimasa yang akan datang kita belum tentu mendapatkan satu porsi siomay dengan harga yang sama.
Maka sudah jelas konsep time value of money harus diperhatikan agar pelaku ekonomi dapat membantu dalam permasalahan uang di masa kini dan masa yang akan datang.

·                                                PENGERTIAN KONSEP NILAI UANG TERHADAP WAKTU

Pengaruh waktu terhadap nilai uang di masa yang akan datang menyangkut penanaman dana kedalam suatu investasi baik investasi jangka pendek maupun jangka panjang.berdasarkan pengaruhwaktu nilai uang akan berubah pada masa yang akan datang kalau jumlahnya sama,hal ini disebabkan karena perkembangan perekonomian dimana masyarakat semakin tahu artiperkembangan perekonomian dan bagaimana dampaknya terhadap harga-harga secara umum.Kalau dalam perekonomian suatu negara dimana harga-harga cenderung naik, maka hal ini berartibahwa dengan jumlah uang yang sama jika digunakan pada waktu satu tahun setelah diterima uang tersebut maka nilainya akan turun.



·         ASAL MULA BUNGA

Menurut Hubbard (1997) dalam Laksmono (2001), Bunga adalah biaya yang harus dibayar Borrower.
Menurut Kem dan Guttman (1992) seperti yang di uraikan Laksmono (2001) menganggap Suku Bunga merupakan sebuah bunga harga dan sebagai mana harga lainnya maka tingkat Suku Bunga, yaitu :

1.    SUKU BUNGA NOMINAL
Yaitu suku bunga yang dapat diamati di pasaran

2.    SUKU BUNGA RIIL
Yaitu suku bunga yang secara konsep diukur tingkat pengembaliannya setelah dikurangi inflasi.

3.    SUKU BUNGA JANGKA PENDEK
Yaitu Suku Bunga yang jatuh tempo (Maturity) satu tahun atau kurang

4.    SUKU BUNGA JANGKA PANJANG
Yaitu Suku Bunga yang jatuh tempo (Maturity) lebih dari satu tahun

·                                                BUNGA SEDERHANA

Apabila total bunga yang diperoleh berbanding linear dengan besarnya pinjaman awal/pokok pijaman, tingkat suku buanga dan lama periode pinjaman yang disepakati, maka tingkat suku bungatersebut dinamakan tingkat suku bunga sederhana ( simple interest rate ). Bunga sederhana jarangdigunakan dalam praktik komersial modern.
Total bunga yang diperoleh dapat dihitung dengan rumus :

I=P.i.n

Di mana :      I = Total bunga tunggal
P = Pinjaman awal
i = Tingkat suku bunga
n = Periode pinjaman.

Jika pinjaman awal P, dan tingkat suku bunga, I, adalah suatu nilai yang tetap, maka besarnya bungatahunan yang diperoleh adalah konstan. Oleh karena itu, total pembayaran pinjaman yang harusdilakukan pada akhir periode pinjaman F, sebesar :


F = P + I

·                                                  BUNGA MAJEMUK

Apabila bunga yang diperoleh setiap periode yang didasarkan pada pinjaman pokok ditambah dengan setiap beban bunga yang terakumulasi sampai dengan awal periode tersebut, maka bunga itu disebut bunga majemuk. Bunga majemuk lebih sering digunakan dalam praktik komersial modern. Perbedaan yang terjadi disebabkan oleh pengaruh pemajemukkan (compounding). Perhitungan bunganya dilakukan berdasarkan pinjaman pokok dan bunga yang dihasilkan pada periode sebelumnya. Perbedaan tersebut akan semakin besar bila jumlah uang semakin sebesar,atau periode lebih lama.

·                           KONSEP KEEKUIVALENAN

Ekuivalensi berarti semua cara pembayaran yang memiliki daya tarik yang sama bagi peminjam. Meskipun total pembayaran kembali  uang pinjaman berbeda menurut caranya, tetapi bisa ekuivalensi satu sama lain merupakan konsep yang penting dalam ekonomi teknik.
Ekuivalensi tergantung pada :

Tingkat suku bunga
Jumlah uang yang terlibat
Waktu menerima dan / atau pengeluaran uang.

Sifat yang berkaitan dengan pembayaran bunga terhadap modal yang ditanamkan dan modal awal yang diperoleh kembali.
Jika tingkat suku bunga konstan pada 10% untuk cara pembayaran apapun, maka semua cara pembayaran tersebut ekuivalen. Seseorang bisa secara bebas meminjam dan meminjamkan pada tingkat suku bunga 10%. Tidak ada bedanya pada pokok pinjaman dibayarkan dalam umur pinjaman atau baru dibayar kembali pada akhir tahun ke-4
Cara untuk melihat mengapa semua cara pembayaran itu dikatakan ekuivalen pada tingkat suku bunga 10% adalah membandingkan total bunga pinjaman yang dibayarkan dengan total pinjaman selama 4 tahun, seperti ditunjukkan pada table berikut :

Tabel. M-02.7
Total Bunga Pinjaman yang Dibayarkan
Total Pinjaman Selama
Empat Tahun
Perbandinga Total Bunga terhadap Total Pinjaman
Cara I
250,00
2.500,00
0,10
Cara II
400,00
4.000,00
0,10
Cara III
261,88
2.618,84
0,10
Cara IV
464,10
4.641,00
0,10

Dengan suatu tingkat suku bunga yang sama, dapat dikatakan bahwa setiap cara pembayaran di masa yang akan datang yang akan melunasi sejumlah uang yang dipinjam saat ini adalah ekuivalen satu sama lain. Ekuivalensi terjadi bila total bunga pinjaman yang dibayarkan dibagi total pinjaman menghasilkan jumlah yang sama pada cara pembayaran mana saja.

·                                               Notasi dan Diagram/Tabel Arus Kas

Arus kas (cash flow) adalah aliran nilai atau dana moneter (dollar) yang digunakan sebagai biaya (inputs) untuk menghasilkan keutungan (output). Arus kas (cash flow) tersebut dihasilkan dari sebuah proyek investasi. Cara termudah untuk pendekatan masalah-masalah dalam analisis ekonomi adalah menggambar sebuah gambar atau diagram yang harus menunjukkan 3 hal, yaitu: Interval waktu yang dibagi ke dalam jumlah yang sesuai dari periode yang sama.
  
Semua arus pengeluaran kas (deposito, pengeluaran, dll) dalam masing-masing periode Semua arus pemasukan kas masuk (penarikan, pendapatan, dll) pada setiap periode Untuk menyederhanakan subjek pada analisis ekonomi, ada beberapa simbol-simbol (notasi) yang diperkenalkan untuk mewakili macam-macam arus kas dan faktor-faktor bunga.
Berikut ini adalah simbol-simbol yang digunakan:

P = nilai atau jumlah mata uang pada waktu sekarang ($)
F = nilai atau jumlah mata uang pada waktu yang akan datang ($)
N = jumlah dari periode bunga
i = tingkat suku bunga per periode (%)

TIDAK DIKETAHUI NILAI AWAL, DIKETAHUI NILAI AKAN DATANG
          Jika (1 + i)
          dipindahkan ke ruas kanan diperoleh
P = F (1+i)
P = Ekuivalen masa sekarang F = Ekuivalen masa akan datang i = Tingkat Bunga per Periode Bentuk (1 + I) disebut :

Single Payment Present Worth Factor (faktor nilai saat ini pembayaran tunggal),dan dapat ditulis dengan simbol fungsional (P/F,i,n) Besarnya (P/F,i,n) untuk berbagai i dan n dapat dilihat pada tabel bunga.
Simbol fungsional tersebut dibaca
“cari P di mana F diketahui pada bunga i per periode bunga untuk n periode bunga.” Perhatikan bahwa urutan dari P dan F dalam P/F adalah sama seperti dalam bagian awal dari persamaan 4, di mana besaran yang tidak diketahui, P, ditempatkan pada sisi sebelah kiri dari persamaan sedangkan besaran yang diketahui F ditempatkan disebelah kanan persamaan.

TIDAK DIKETAHUI NILAI AKAN DATANG, DI KETAHUI NILAI AWAL

Jika suatu jumlah P rupiah ditanamkan pada suatu saat sekarang dan i merupakan tingkat bunga per periode (keuntungan atau pertumbuhan), jumlahnya akan meningkat dari sebesar P menjadi P+Pi = P(1+i) pada akhir periode pertama; pada akhir dari dua periode besarnya akan meningkat menjadi P(1+i)(1+i) = P(1+i) ;
pada akhir dari tiga periode, besarnya akan meningkat menjadi P(1+i)
          (1+i) = P(1+i);
dan pada akhir dari n periode jumlahnya akan meningkat menjadi :


F = P (1 +i)

·                           GRADIENT SERAGAM

Pembayaran per periode kadang-kadang tidak dilakukan dalam suatu seri pembayaran yang besarnya sama, tetapi dilakukan dengan penambahan/pengurangan yang  seragam  pada  setiap  akhir  periode.

Misalnya  :  Rp 100.000,00 ; Rp 90.000,00 ; Rp 80.000,00 ; dst, untuk seri pembayaran dengan penurunan yang seragam atau Rp 100.000,00 ; Rp 150.000,00 ; Rp 200.000,00 ; dst, untuk seri pembayaran dengan kenaikan yang seragam.

Rumus :    A    =  A1 + A2
                A2  =  G [  1/i - n/(1 + i)n – 1]
                      =  G  (A/G, i , n)        
   Keterangan        :   A   =  pembayaran per periode  dengan  jumlah yang sama
                                A1 =  pembayaran pada akhir peroide pertama
                                G   =  “gradient”, perubahan per periode
                                n    = jumlah periode

·                           SUKU BUNGA NOMINAL DAN SUKU BUNGA EFEKTIF

Suku bunga dibedakan menjadi dua, suku bunga nominal dan suku bunga riil. Suku bunga nominal adalah rate yang dapat diamati di pasar. Sedangkan suku bunga riil adalah konsep yang mengukur tingkat bunga yang sesungguhnya setelah suku bunga nominal dikurangi dengan laju inflasi yang diharapkan.
Tingkat suku bunga juga digunakan pemerintah untuk mengendalikan tingkat harga, ketika tingkat harga tinggi dimana jumlah uang yang beredar di masyarakat banyak sehingga konsumsi masyarakat tinggi akan diantisipasi oleh pemerintah dengan menetapkan tingkat suku bunga yang tinggi. Dengan tingkat suku bunga tinggi yang diharapkan kemudian adalah berkurangnya jumlah uang beredar sehingga permintaan agregat pun akan berkurang dan kenaikan harga bisa diatasi.
Secara teori tingkat bunga yang dibayarkan bank adalah tingkat bunga nominal yang merupakan penjumlahan tingkat bunga riil ditambah inflasi (Mankiw,2003). Adanya kenaikan atau penurunan inflasi akan berdampak pada kenaikan atau penurunan tingkat bunga kredit.
Pada tahun 2002, kondisi makroekonomi menunjukkan perkembangan yang kondusif. Ini terlihat dari terkendalinya uang primer, serta laju inflasi dan nilai tukar yang menunjukkan perkembangan yang positif. Oleh karena itulah, Bank Indonesia mulai memberikan sinyal penurunan tingkat bunga secara bertahap. Hal ini dilakukan melalui penurunan tingkat bunga instrumen moneter yang salah satunya adalah SBI. Walaupun tingkat bunga SBI mengalami penurunan, tingkat bunga kredit relatif rigid.
Suku bunga kredit yang ada pada saat ini dianggap beberapa kalangan baik dari pelaku bisnis maupun pakar ekonomi belum optimal. Mereka menuntut agar Bank Indonesia selaku penguasa moneter mempengaruhi suku bunga deposito dan suku bunga kredit berkaitan dengan turunnya SBI agar dapat meningkatkan atau mengembangkan sektor riil lewat kegiatan investasinya. Namun tuntutan itu belum atau baru sedikit yang dipenuhi (Info Bank, 2004).
Masih relatif tingginya suku bunga kredit di tengah-tengah masih adanya ketidakpastian prospek usaha tentu saja akan mengurangi semangat sektor dunia usaha untuk melakukan investasi. Walaupun dilihat dari beberapa indikator, fungsi intermediasi perbankan melalui penyaluran kredit telah menunjukkan perbaikan, namun dalam kenyataannya penyaluran kredit perbankan pada sektor riil belum dapat berlangsung dengan cepat karena berbagai permasalahan yang dihadapai oleh sektor riil itu sendiri meskipun hal tersebut juga ada kaitannya dengan konsolidasi internal di perbankan.
Gejolak suku bunga dan inflasi menjadi dua faktor penting yang mempengaruhi aktivitas penyaluran kredit. Keduanya tidak hanya mendorong suku bunga kredit, tapi juga membuat risiko kredit macet menjadi besar. Tetapi dalam kondisi seperti ini, kegiatan kredit perbankan harus tetap berlangsung.

Suku Bunga Nominal

Suku bunga nominal adalah suku bunga yang biasa kita lihat bank atau media cetak. Misalnya perusahaan meminjam uang dari bank sebesar $100.000 selama setahun pada suku bunga nominal 10%, maka pada akhir tahun perusahaan harus mengembalikan pinjaman tersebut sebesar $110.000 (yaitu $100.000 x 10%).
Suku bunga nominal cenderung naik seiring dengan angka inflasi. Jika, misalnya, bank memberlakukan suku bunga 10% pada ekspektasi inflasi selama satu tahun ke depan adalah 0%, maka bank mungkin akan memberlakukan suku bunga 13% jika ekspektasi inflasinya adalah 3%.
Tingkat Bunga Efektif adalah:
disebut juga tingkat suku bunga ekuivalen tahunan (equivalent annual rate, EAR).  Tingkat suku bunga ini adalah tingkat suku bunga yang akan menghasilkan nilai akhir (di masa depan) yang sama menurut bunga majemuk tahunan seperti juga pada bunga majemuk yang lebih sering dengan memberikan suatu tingkat suku bunga nominal tertentu.  Semua tingkat suku bunga nominal dapat dikonversi menjadi tingkat suku bunga ekuivalen tahunan, atau EFF%.  Ketika melakukan perbandingan di antara beberapa pinjaman atau investasi yang melakukan pembayaran pada jangka waktu yang berbeda-beda, harus menggunakan EEF%.

1.    tingkat bunga yang sesungguhnya dibebankan dalam setahun; jika suku bunga dibebankan sekali setahun, tingkat bunga nominal sama dengan suku bunga efektif; atau

2.    gambaran mengenai pendapatan/hasil atas nilai suatu instrumen utang yang dimiliki dibandingkan dengan nilai instrumen pada saat harga pembelian (effective rate)

Jika tingkat bunga nominal lebih rendah daripada tingkat bunga efektif, maka akan terjadi diskonto. Sebaliknya, jika tingkat bunga nominal lebih tinggi daripada tingkat bunga efektif, maka akan terjadi premium.

RUMUS BUNGA NOMINAL & EFEKTIF
n Suku bunga nominal :
• r = i x M
n Suku bunga efektif :
• ieff = (1 + i)M -1
atau
• ieff = (1 + r/M)M -1
• dimana : ieff = suku bunga efektif
• r = suku bunga nominal tahunan
• i = suku bunga nominal per periode
• M = jumlah periode majemuk per satu tahun

Contoh Soal:
Apabila suku bunga nominal pertahun adalah 15%, yang mana dalam satu tahun terdiri dari 4 kuartal, Berapakah besarnya suku bunga nominal untuk setiap kuartal
• r = 15%
• M = 3
• i = r / M = 15% / 4 = 3.75% per kuartal


Berapa pula suku bunga efektif per tahun nya ?
n ieff = (1 + i)M -1
= (1 + 0,0375)4 – 1
= 0,1586 atau 15,86% per tahun
n ATAU
n ieff = (1 + r/M)M -1
= (1 + 0,375/4)4 – 1
= 0,1586 atau 15,86%/tahun
Hitung suku bunga efektif per kuartal ?
n suku bunga nominal per kuartal =
3.75% (= r)
n M = 1/4 tahun = 0,25 dalam satu
tahun
n ieff = (1 + r/M)M -1
= (1 + 0,0375/0,25)0,25 – 1
= 0,0355 atau 3,55%

SUMBER        :









Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.