KONSEP-KONSEP BIAYA DAN LINGKUNGAN EKONOMI
TEORI EKONOMI DAN
MANAJEMEN 2
KONSEP-KONSEP
BIAYA DAN LINGKUNGAN EKONOMI
2.1
PENDEKATAN TERINTEGRASI
Pendekatan terintegrasi digunakan untuk
mengembangkan arus kas netto untuk altenatif proyek terpilih. Kita akan
mempergunakan istilah proyek menurut pekerjaan yang merupakan subjek analisis.
Pendekatan terintegrasi ini termasuk tiga komponen dasar,yaitu:
1. Struktur
Perincian Kerja (WBS = Work Breakdown Structure).
WBS
merupakan teknik untuk mendefinisikar secara eksplisit, pada tingkat kesuksesan yang rinci, elemen-elemen
kerja proyek dan hubungan-hubungan antar mereka (kadang-kadang disebut struktur
elemen kerja).
2. Struktur
biaya dan penghasilan (klasifikasi).
Penggambaran kategori
dan elemen biaya dan penghasilan yang akan diperkirakan dalam mengembangan arus
kas.
3. Teknik-teknik
perkiraan (model).
Model-model matematik
terseleksi dipergunakan untuk memperkirakan biaya dan penghasilan mendatang
selama periode analisis.
Ketiga komponen dasar
tersebut, bersama dengan langkah-langkah prosedural terintegrasi, memberikan
pendekatan terorganisasi untuk mengembangkan arus kas untuk alternatif-alternatif.
Pendekatan integrasikan
dimulai dengan deskripsi proyek dalam istilah WBS. Proyek WBS dipergunakan
untuk menjelaskan proyek dan tiap karakteristik lainnya yang direfleksikan
dalam biaya dan penghasilan akan datang yang diperkirakan untuk alternatif
tersebut (arus kas netto). Untuk memperkirakan biaya dan penghasilan akan
datang untuk suatu alternatif, perspektif (sudut pandang) dari arus kas
haruslah disusun. Selain itu, kita juga harus mendefinisikan garis dasar
perkiraan dan periode analisis. Pada umumnya, arus kas dikembangkan dari sudut
pandang si pemilik modal.
Arus kas netto untuk
suatu alternatif menyatakan apa yang diperkirakan terjadi pada biaya dan
penghasilan mendatang dari sudut pandang yang dipergunakan. Kemudian, perubahan
yang diperkirakan dalam biaya dan penghasilan tersebut dihubungkan dengan
alternatif yang relatif terhadap garis dasar secara konsisten juga dipergunakan
untuk seluruh alternatif yang akan diperbandingkan. Garis dasar ini dapat didefinisikan
dan diaplikasikan dalam 2 cara, yaitu :
1. Cara
pertama adalah dengan pendekatan penghasilan dan biaya total. Maksudnya adalah
alternatif tanpa perubahan dimasukkan secara eksplisit dalam kumpulan
alternatif dan biaya-biaya serta penghasilan-penghasilan total. Jika ketika
pendekatan garis dasar biaya dan penghasilan total dipergunakan, maka arus kas
netto untuk alternatif tanpa perubahan menyatakan biaya-biaya dan
penghasilan-penghasilan yang diproyeksikan dari alternatif terpilih lainnya yang
diperkirakan.
2. Cara
kedua adalah dengan pendekatan differensial. Pada pendekatan ini, arus kas
untuk alternatif tanpa perubahan didefinisikan sebagai nol, baik merupakan
salah satu atau tidak dari alternatif-alternatif yang dipilih. Arus kas untuk
tiap alternatif terpilih lainnya kemudian menyatakan perubahan-perubahan yang
diperkirakan dalam biaya dan perhasilan relatif terhadap keadaan sekarang.
Jika pendekatan garis
dasar perkiraan yang digunakan dalam kajian, maka pendekatan itulah yang harus
digunakan secara konsisten untuk seluruh alternatif. Kesalah yang sering
dilakukan adalah kesalahan mempergunakan kedua definisi garis dasar ketika
mengembangkan arus kas individual. Contohnya adalah pendekatan penghasilan dan
biaya total yang seharusnya dipergunakan pada biaya perawatan perkiraan untuk
alternatif yang tak berubah, tetapi pada alternatif lainnya, biaya-biaya ini
seharusnya diperkirakan dengan mempergunakan perbedaan-perbedaan dari
operasi-operasi saat ini.
2.2
TEKNIK TEKNIK PENDEKATAN TERPILIH
Teknik-teknik perkiraan
yang didiskusikan dalam bagian ini dapat dipergunakan untuk perkiraan orde besar
dan beberapa perkiraan setengah rinci atau rencana anggaran. Teknik-teknik
ini sangat berguna dalam seleksi awal dari alternatif-alternatif yang layak
untuk analsis lebih lanjut dalam fasa desain konseptual atau pendahuluan dari
suatu proyek. Seringkali, model-model ini dapat dipergunakan dalam fasa desain
rinci dari suatu proyek untuk mengurangi jumlah perkiraan teknis berdasarkan
pada ongkos material, biaya-biaya standard an informasi rinci lainnya.
Teknik-teknik perkiraan terpilih yang akan dibahas adalah teknik indeks, teknik
satuan, teknik faktor, dan hubungan-hubungan perkiraan.
·
Indeks
Biaya dan harga bervariasi terhadap waktu dengan
sejumlah alasan, termasuk kemajuan teknologi, tersedianya tenaga kerja dan
material serta inflasi. Indeks merupakan bilangan tak berdimensi yang
menunjukkan berapa biaya yang berubah terhadap waktu dengan basis tahun dasar.
Indeks memberikan cara yang tepat untuk mengembangkan perkiraan biaya dan harga
sekarang serta akan datang dari data yang tersedia.
di mana :
k
= tahun referensi dimana biaya
dan harga barang diketahui
n
= tahun dimana biaya atau harga
diperkirakan (n>k)
Cn =
biaya atau harga yang diperkirakan dari barang dalam tahun n
Ck =
biaya atau harga barang dalam tahun referensi k
Persamaan tersebut juga dinyatakan sebagai teknik
rasio dari biaya dan harga perbaruan. Pada teknik ini, biaya dan harga
penjualan potensial suatu barang dapat diambil dari data terdahulu dengan tahun
dasar khusus dan diperbarui dengan satu indeks. Konsep ini dapat diaplikasikan
pada tingkat lebih rendah WBS untuk memperikirakan biaya peralatan, material,
dan tenaga kerja, sama halnya pada tingkat atas WBS untuk memperkirakan biaya
proyek total dari fasilitas baru, jembatan, dan sebagainya.
·
Teknik Satuan
Teknik satuan meliputi pemakaian ”faktor per satuan”
yang dapat diperkirakan secara efektif, contohnya adalah biaya modal dari
pembangkit per kilowatt kapasitas, penghasilan per mil, biaya perawatan per
jam, dan lain-lain. Faktor-faktor tersebut jika dikalikan dengan satuan yang
tepat akan memberikan perkiraan total dari biaya, penghematan atau penghasilan.
·
Teknik Faktor
Teknik faktor merupakan perluasan dari metode
satuan, dalam strategi pembagian dasar, dimana satu penjumlahan produk dari
beberapa kuantitas atau komponen dan menambahkannya untuk tiap komponen yang
diperkirakan secara langsung adalah,
dimana;
C =
biaya yang diperkirakan
Cd =
biaya dari komponen terseleksi d yang diperkirakan secara langsung
fm =
biaya per satuan komponen m
Um =
jumlah satuan komponen m
Teknik faktor sangat berguna ketika kekompleksan
dari situasi perkiraan tidak memerlukan WBS tetapi beberapa bagian berbeda
dilibatkan.
·
Hubungan-hubungan Perkiraan
Hubungan-hubungan perkiraan biaya dan harga
merupakan model matematis yang menjelaskan biaya suatu barang (misalnya produk,
barang, atau aktivitas) sebagai fungsi dari satu atau lebih variabel bebas.
Bermacam-macam teknik statistik atau matematis lainnya dipergunakan untuk
mengembangkan hubungan-hubungan perkiraan. Model regresi linear sederhana dan
regresi linear kelipatan yang merupakan standar metode statistik untuk
memperkirakan nilai variabel terikat sebagai fungsi dari satu atau lebih
variabel bebas.
a.Teknik Ukuran-Pangkat
Teknik ukuran pangkat,
yang seringkali dinyatakan sebagai model eksponensial, sering dipergunakan
untuk menentukan biaya pabrik dan peralatan industri. Metode ini menyatakan
bahwa biaya bervariasi terhadap jumlah pangkat dari perubahan kapasitas atau
ukuran.
Dimana :
CA = biaya untuk pabrik A
CB =
biaya untuk pabrik B
SA =
ukuran pabrik A
SB
= ukuran pabrik B
X = faktor kapasitas-biaya untuk menunjukkan
ekonomi skala
b. Pembelajaran
dan Perbaikan
Suatu kurva
pembelajaran merupakan model matematis yang menjelaskan fenomena dari efisiensi
pekerja yang bertambah dan kinerja organisasi yang diperbaiki dengan produksi
repetitif dari barang atau jasa. Kurva pembelajaran kadang disebut sebagai
kurva pengalaman atau fungsi proses manufaktur. Sebagai contoh, efek kurva
pembelajaran dapat dipergunakan dalam memperkirakan jam-jam professional yang
dihabiskan oleh staf engineering untuk menyelesaikan desain rinci berurutan
dalam famili produk, sebagaimana perkiraan jam-jam tenaga kerja diperlukan
untuk merakit mobil.
Konsep dasar dari kurva pembelajaran adalah beberapa sumber-sumber input (misalnya biaya energi, jam-jam tenaga kerja, biaya material, jam-jam engineering) berkurang pada tiap output dasar satuan sebagai jumlah satuan yang dihasilkan. Kebanyakan kurva pembelajaran didasarkan pada asumsi bahwa pengurangan persentase yang terjadi akan membuat jumlah satuan-satuan yang dihasilkan menjadi dua kali lipatnya. Sebagai contoh, jika 100 jam tenaga kerja diperlukan untuk menghasilkan satuan output pertama dan diasumsikan kurva pembelajaran 90% maka 100 (0,9) = 90 jam kerja akan diperlukan menghasilkan unit kedua. Hal serupa, 100 (0,9)2 = 81 jam kerja akan diperlukan untuk menghasilkan unit keempat, dan seterusnya. Sehingga, kurva pengetahuan 90% akan menghasilkan pengurangan 10% dalam jam-jam tenaga kerja tiap kali kuantitas produksi dilipatduakan.
Konsep dasar dari kurva pembelajaran adalah beberapa sumber-sumber input (misalnya biaya energi, jam-jam tenaga kerja, biaya material, jam-jam engineering) berkurang pada tiap output dasar satuan sebagai jumlah satuan yang dihasilkan. Kebanyakan kurva pembelajaran didasarkan pada asumsi bahwa pengurangan persentase yang terjadi akan membuat jumlah satuan-satuan yang dihasilkan menjadi dua kali lipatnya. Sebagai contoh, jika 100 jam tenaga kerja diperlukan untuk menghasilkan satuan output pertama dan diasumsikan kurva pembelajaran 90% maka 100 (0,9) = 90 jam kerja akan diperlukan menghasilkan unit kedua. Hal serupa, 100 (0,9)2 = 81 jam kerja akan diperlukan untuk menghasilkan unit keempat, dan seterusnya. Sehingga, kurva pengetahuan 90% akan menghasilkan pengurangan 10% dalam jam-jam tenaga kerja tiap kali kuantitas produksi dilipatduakan.
Asumsi dari pengurangan persentase dengan jumlah
konstan dari sumber input yang dipergunakan (per satuan output) tiap waktu
jumlah satuan output dilipatduakan dapat dipergunakan untuk mengembangkan model
matematik sebagai fungsi pembelajaran (perbaikan). Jika,
U =
jumlah satuan output
Zu = jumlah satuan sumber input yang diperlukan
untuk menghasilkan jumlah satuan output u
k = jumlah satuan sumber input yang diperlukan
untuk menghasilkan satuan output pertama
s = parameter koefisien arah kurva pembelajaran
yang dinyatakan sebagai pecahan desimal (untuk kurva pembelajaran, s =
0,9)
2.3 BIAYA-BIAYA
PRODUK TOTAL PERKIRAAN TERPILIH
Pabrikan selalu
dihadapkan dengan masalah pembuatan produk yang dapat dijual pada harga yang
kompetitif sehingga mereka dapat membuat keuntungan yang layak. Harga dari
produk mereka didasarkan pada biaya keseluruhan untuk membuat barang ditambah
keuntungan.Biaya produk dapat diklasifikasikan secara langsung atau tidak
langsung. Biaya langsung secara mudah ditentukan ditetapkan untuk produk yang
khusus, sedangkan biaya tidak langsung tidaklah secara mudah dialokasikan untuk
produk tertentu.Biaya-biaya manufaktur mempunyai hubungan langsung terhadap
volume produksi di mana mereka dapat tetap, variabel, atau variabel langkah.
Secara umum, biaya administratif adalah tetap dengan tanpa memperhatikan
volume, biaya material bervariasi secara langsung dengan volume, dan biaya
peralatan merupakn fungsi langkah dari tingkat produksi.Biaya primer daalm
kategori pengeluaran manufaktur termasuk engineering dan desain,
pengembangan biaya, perkakas, tenaga kerja pabrik, material, supervisi, kontrol
kualitas, keandalan dan testing, pengemasan, biaya tambahan pabrik, umum dan
administratif, distribusi dan pemasaran, keuangan, pajak, dan asuransi.Suatu
perkiraan yang rinci diperlukan. Sehingga, kita memerlukan gambar, spesifikasi,
skedul produksi, catatan historis dari biaya tenaga kerja perusahaan, tagihan
untuk material dan rencana proses. Rencana proses menjelaskan seluruh operasi
yang harus dilakukan untuk produk dan jam-jam tenaga kerja ikut
dilibatkan.
Biaya engineering dan
desain terdiri dari desain, analisis dan gambar, bersama dengan biaya-biaya
lainnya seperti reproduksi. Biaya engineering dapat dialokasikan
terhadap produk dengan dasar berapa banyak jam kerja engineeringyang
dilibatkan. Tipe-tipe biaya major lainnya yang harus diperkirakan adalah
sebagai berikut:
·
Biaya-biaya perkakas, yang terdiri dari
perawatan dan perbaikan ditambah biaya dari tiap peralatan baru.
·
Biaya tenaga kerja manufaktur, yang
ditentukan dari data standar, catatan historis, atau departemen akunting.
·
Biaya-biaya material, yang didapat dari
catatan historis, ketetapan penjual dan tagihan material.
·
Kelebihan bahan buangan harus
dimasukkan.
·
Supervisi, yang merupakan biaya tetap
berdasarkan gaji dari karyawan supervisor.
·
Biaya tambahan pabrik, yang termasuk
utilitas, perawatan, dan perbaikan. Terdapat bermacam-macam metode yang
dipergunakan untuk mengalokasikan biaya tambahan, seperti pembagian terhadap
dollar tenaga kerja langsung, atau jam-jam tenaga kerja langsung, atau jam-jam
mesin.
·
Biaya administratif, yang seringkali
dimasukkan dalam biaya tambahan pabrik (atau pokok).
2.4 BIAYA-BIAYA PRODUK TOTAL PERKIRAAN DAN
HARGA PENJUALAN
Secara tipikal, biaya-biaya tenaga kerja langsung
diperkirakan melalui teknik satuan. Rencana proses manufaktur dipergunakan
untuk memperkirakan jumlah total dari jam-jam tenaga kerja langsung yang
diperlukan per satuan output. Besaran ini kemudian dikalikan dengan rata-rata
tenaga kerja komposit untuk mendapatkan biaya tenaga kerja langsung total.
Biaya-biaya tenaga kerja tidak langsung seringkali
dialokasikan terhadap produk-produk individual dengan mempergunakan perkiraan
faktor. Perkiraan-perkiraan didapat dengan pernyataan biaya sebagai persentase
dari biaya lainnya.
· Pembiayaan
Desain dan Sasaran
Secara tipikal, firma-firma Amerika menentukan
perkiraan awal dari harga jual produk baru menggunakan pendekatan dari bawah ke
atas yang telah dijelaskan dalam bagian sebelum ini. Yaitu, harga jual
perkiraan didapat dengan mengakumulasi biaya-biaya tetap dan variabel dan
kemudian menambahkan batas keuntungan yang adalah persentase dari biaya total.
Proses ini seringkali diistilahkan sebagai desain untuk harga. Harga jual yang
diperkirakan kemudian dipergunakan departemen pemasaran untuk menentukan apakah
produk baru dapat dijual atau tidak.
Sebaliknya,
firma-firma Jepang menerapkan konsep pembiayaan sasaran yang merupakan
pendekatan dari atas ke bawah. Fokus dari pembiayaan sasaran adalah “berapa
sebaiknya biaya produk” selain dari “berapa biaya produk”.
Proses desain engineering pendahuluan
diawali secara bersama dengan penentuan biaya sasaran dan mempergunakan
perkakas konvensional seperti struktur perincian kerja dan perkiraan biaya
untuk mempersiapkan proyeksi biaya manufaktur total dari bawah ke atas. Biaya
manufaktur total menyatakan suatu penaksiran awal dari berapa biaya firma untuk
desain dan pembuatan produk yang dipertimbangkan. Biaya manufaktur total
kemudian dibandingkan terhadap biaya sasaran dari atas ke bawah. Jika biaya
manufaktur total melebihi biaya sasaran, maka desain harus balik kembali
ke engineering untuk membandingkan nilai dan fungsi desain dan
berusaha mengurangi biaya desain. Proses iteratif ini merupakan kunci yang menunjukkan
prosedur desain untuk biaya. Jika biaya manufaktur total dapat dibuat lebih
sedikit dibandingkan biaya sasaran, proses desain berlanjut sampai desain
terinci, berpuncak dalam desain akhir untuk diproduksi. Jika biaya manufaktur
total tidak dapat dikurangi ke biaya sasaran, firma akan mempertimbangkan
secara serius untuk mengabaikan produk.
2.5
PERKIRAAN ARUS KAS UNTUK PROYEK KECIL
Informasi tentang arus
kas suatu perusahaan berguna bagi pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk
menilai kemampuan perusahaan dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan
arus kas tersebut.
Dalam proses
pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas serta keputusan perolehannya.
Perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan harus menyajikan laporan
tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dilaporan keuangan untuk periode
penyajian laporan keuangan.
Agar menghasilkan
keuntungan tambahan, perusahaan harus mempunyai kas untuk ditanamkan kembali.
Keuntungan yang dilaporkan dalam buku belum pasti dalam bentuk kas. Sehingga
dengan demikian perusahaan dapat mempunyai jumlah kas yang lebih besar atau
lebih kecil daripada jumlah keuntungan yang dilaporkan dalam buku.
Menurut Arthur, J.
Keown, David F. Scott Jr, Jhon D. Martin, J. William Petty (2001:678) setiap
usulan pengeluaran modal (capital expenditure) selalu mengandung dua macam arus
kas, yaitu:
a. Arus kas keluar
netto (Net outflow of cash), yaitu: arus kas yang diperlukan untuk investasi
baru.
b. Arus kas masuk netto
(Net inflow of cash), yaitu: sebagai hasil dari investasi baru tersebut, yang
sering disebut “Net cash proceeds.”
Pengertian luas mengenai arus kas yang dari kegiatan
penjualan atau kegiatan yang sama dikurangi oleh semua biaya-biaya yang
meliputi seluruh pengeluaran-pengeluaran kas. Arus kas didefenisikan sebagai
laba sebelum pajak dari suatu proyek, ditambah dengan biaya penyusutan dan
dikurangi laba bersih sebelum pajak tambahan yang diakibatkan oleh
proyek-proyek tersebut.
Laporan arus kas
melaporkan penerimaan kas, pembayaran kas dan perubahan bersih pada kas yang
berasal dari: Aktivitas Operasi, Investasi dan Pendanaan perusahaan selama satu
periode dalam suatu format yang menunjukkan bagaimana melaporkan suatu rugi
bersih dan tetap mengadakan pengeluaran modal yang besar atau membayar deviden,
atau akan menceritakan bagaimana perusahaan mengeluarkan atau menaikkan hutang
atau saham biasa atau keduanya selama periode tersebut. Sedangkan menurut
Ikatan Akuntansi Indonesia, arus kas merupakan arus kas masuk dan arus kas
keluar.
Oleh karena suatu
perusahaan membuat suatu laporan biasanya secara periodik, maka ketika
menyiapkan laporan arus kas yang berdasarkan pendapatan, akumulasi penyusutan,
pinjaman modal dan pajak harus menunjukkan pemisahan antara kelompok utama
penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari:
1. Aktivitas Operasi,
2. Aktivitas Investasi
3. Aktivitas Pendanaan.
Arus kas adalah istilah yang digunakan untuk
mengklasifikasikan arus kas (kas yang diterima) dari kegiatan operasi. Istilah
arus kas juga digunakan untuk menunjukkan dana, dimana arus kas bersih mewakili
perbedaan antara sumber dan penerimaan.
Pada dasarnya ada beberapa motif (dorongan) yang
menyebabkan perusahaan perlu memiliki sejumlah kas. Dorongan-dorongan inilah
yang menentukan jumlah kas yang harus dimiliki perusahaan. Motif-motif
tersebut, antara lain:
1. Motif Transaksi
(Transaction Motive).
Motif Transaksi dimaksudkan bahwa perusahaan
membutuhkan sejumlah uang tunai untuk membiayai kegiatannya sehari-hari,
seperti: untuk gaji dan upah, membeli barang, membayar tagihan dan pembayaran
hutang kepada kreditur apabila jatuh tempo.
2. Motif Berjaga-jaga
(Safety Motive / Precautionary Motive).
Motif Berjaga-jaga dimaksudkan untuk berjaga-jaga
terhadap kebutuhan yang mungkin terjadi, tetapi tidak jelas kapan akan
terjadinya, seperti: kerusakan mesin, perubahan harga bahan baku, kebakaran dan
kecelakaan.
3. Motif Spekulatif
(Speculative Motive).
Motif Spekulatif dimaksudkan untuk mengambil
keuntungan kalau kesempatan itu ada, seperti: perusahaan menggunakan kas yang
dimilikinya untuk diinvestasikan pada sekuritas (saham atau obligasi) dengan harapan
setelah membeli sekuritas tersebut harganya akan naik.
4. Motif Compensating
Balance
Motif ini sebenarnya lebih merupakan keterpaksaan
perusahaan akibat meminjam sejumlah uang di bank. Apabila perusahaan meminjam
uang di bank, biasanya bank menghendaki agar perusahaan tersebut meninggalkan
sejumlah uang di dalam rekeningnya. Misalnya: suatu perusahaan meminjam dana
dari bank sebesar Rp 500 juta dan bank mengharuskan perusahaan memiliki
simpanan di bank tersebut dengan saldo Rp 50 juta. Jumlah inilah yang disebut
sebagai compensating balance.
Secara umum, hanya motif transaksi dan berjaga-jaga
saja yang paling sering menyebabkan perusahaan harus memiliki kas, sedang
alasan untuk spekulasi memiliki prioritas yang paling rendah untuk diperhatikan
karena saat terjadinya sangat sulit untuk diprediksi oleh manajer keuangan.
Dalam hal kepemilikan kas, perusahaan juga harus
mampu melakukan penyeimbangan. Artinya: apabila perusahaan memiliki saldo kas
yang terlalu besar, maka perusahaan akan mengalami kerugian dalam bentuk
kehilangan kesempatan untuk menginvestasikan dana tersebut pada kesempatan investasi
lain yang lebih menguntungkan. Sebaliknya apabila saldo kas terlalu rendah,
kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan likuiditas. Oleh karena itu, ada
beberapa model yang digunakan untuk membantu menentukan target saldo kas.
a. Model Baumol
Model ini dikembangkan
oleh William Baumol. Pada prinsipnya model persediaan (EOQ) yang diterapkan
pada manajemen kas. Biaya pesanan diganti dengan biaya administrasi dan biaya
transaksi pada waktu melakukan transfer kas menjadi surat berharga dan
sebaliknya.
Untuk dapat menggunakan
Model Baumol dengan baik, maka harus didasarkan pada berbagai asumsi.
Asumsi-asumsi tersebut, antara lain adalah:
1)
Adanya kepastian jumlah kas yang dibutuhkan setiap saat.
2)
Pengeluaran kas perusahaan tetap (konstan) dari waktu ke waktu.
3)
Pada saat kas dibutuhkan surat berharga dengan segera dapat dijual.
4) Biaya yang
dikeluarkan untuk menjual surat berharga menjadi kas adalah tetap untuk setiap
transaksi, tanpa dipengaruhi oleh jumlah atau nilai surat berharga yang dijual.
Model Baumol memberikan
sumbangan penting bagi manjer keuangan dalam mengelola kas perusahaan. Meskipun
demikian ada beberapa keterbatasan dari model tersebut, yaitu:
a) Model tersebut
mengasumsikan penggunaan kas yang konstan setiap periodenya. Dalam prakteknya,
pengeluaran kas tidaklah seluruhnya bisa dikendalikan oleh perusahaan.
b) Model tersebut
mengasumsikan bahwa selama interval waktu tertentu terdapat adanya kas masuk.
Dalam prakteknya perusahaan ada melakukan penerimaan kas dengan pengeluaran kas
setiap harinya.
c) Tidak
mempertimbangkan kemungkinan adanya persediaan kas untuk keamanan, dan
sebagainya.
b. Model Miller-Orr
Model Miller-Orr tepat
digunakan untuk kondisi dimana pengeluaran kas ber-fluktuasi (tidak konstan)
dari waktu ke waktu secara random dan tingkat ketidakpastian pembayaran kas
yang cukup besar. Model ini pada dasarnya menentukan batas atas dan batas bawah
fluktuasi kas.Idedasar model ini adalah apabila jumlah kas mencapai batas
atas, maka perusahaan membeli surat berharga untuk menurunkan kas, sebaliknya
apabila mencapai batas bawah maka perusahaan menjual surat berharga untuk
menambah kas. Selama kas berada antara batas atas dan batas bawah, maka
perusahaan tidak melakukan transaksi.
2.6
PENGEMBANGAN ARUS KAS
Salah satu analisis
keuangan yang sangat penting bagi manajer keuangan, disamping alat keuangan
lainnya adalah laporan arus kas. Yang dimaksud dari analisis ini adalah untuk
mengetahui bagaimana akan digunakan dan bagaimana kebutuhan dana tersebut akan
dibelanjakan. Analisis arus kas tersebut dapat diketahui darimana diperoleh dan
untuk apa dana tersebut digunakan. Suatu laporan yang menggambarkan darimana
diperoleh dan untuk apa kas tersebut digunakan, seiring disebut sebagai laporan
arus kas.
Laporan arus kas secara langsung atau tidak langsung mencerminkan penerimaan kas entitas yang diklasifikasikan menurut sumber-sumber utama dan pembayaran kas yang diklasifikasikan menurut pengguna utama selama satu periode. Laporan ini memberikan informasi yang berguna mengenai aktivitas entitas dalam menghasilkan kas mengenai aktivitas keuangannya dan mengenai investasi atau pengeluaran kasnya.
Dalam menyusun laporan arus kas terdapat 2 (dua) Metode yang digunakan yaitu :
Laporan arus kas secara langsung atau tidak langsung mencerminkan penerimaan kas entitas yang diklasifikasikan menurut sumber-sumber utama dan pembayaran kas yang diklasifikasikan menurut pengguna utama selama satu periode. Laporan ini memberikan informasi yang berguna mengenai aktivitas entitas dalam menghasilkan kas mengenai aktivitas keuangannya dan mengenai investasi atau pengeluaran kasnya.
Dalam menyusun laporan arus kas terdapat 2 (dua) Metode yang digunakan yaitu :
1. Metode Langsung
Dalam Metode Langsung dilaporkan golongan penerimaan kas bruto dari aktivitas operasi dan pengeluaran kas bruto untuk kegiatan operasi. Perbedaan antara penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi akan dilaporkan sebagai arus kas bersih dari aktivitas operasi. Dengan kata lain, metode langsung mengurangkan pengeluaran kas operasi dari penerimaan kas operasi. Metode langsung menghasilkan penyajian laporan penerimaan dan pengeluaran kas secara ringkas.
Dalam Metode Langsung laporan arus kas juga melaporkan arus kas bersih dari investasi operasi sebagai golongan utama dari penerimaan kas operasi (misalnya: kas yang diterima dari pelanggan dan kas yang diterima dari bunga dan deviden) dan pengeluaran kas (misalnya: kas yang dibayarkan kepada pemasok untuk barang, kepada karyawan untuk jasa, kepada kreditur untuk bunga dan ke instansi pemerintah untuk pajak).
Keunggulan utama dari metode langsung adalah metode ini memperlihatkan laporan penerimaan dan pengeluaran kas lebih konsisten dengan tujuan suatu laporan arus kas. Disamping itu, metode langsung ini lebih mudah dimengerti dan memberikan informasi yang lebih banyak dalam mengambil keputusan.
Dengan metode langsung informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh dengan:
a. Adanya catatan akuntansi perusahaan.
b. Menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan dan pos-pos lain dalam laporan laba rugi mengenai:
1) Perubahan persediaan, piutang usaha dan hutang dagang selama periode berjalan.
2) Pos bukan kas lainnya.
3) Pos lainnya yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.
2. Metode Tidak Langsung
Dalam Metode Tidak Langsung, pengaruh dari semua penangguhan penerimaan dan pengeluaran kas di masa lalu dan semua akurat dari penerimaan kas dan pengeluaran kas yang diharapkan pada masa yang akan datang dihilangkan dan laba bersih yang diperhitungkan laba rugi. Penyediaan ini dilakukan dengan menambahkan pos-pos yang tidak memerlukan pengeluaran kas kembali ke laba bersih serta penambahan dan pengurangan kenaikan maupun penurunan hutang dan piutang.
Keunggulan utama metode ini adalah bahwa hal ini memusatkan perbedaan antara laba bersih dan aliran kas bersih dari aktivitas operasi. Arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh :
a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode berjalan.
b. Pos bukan kas, seperti: penyusutan, penyisihan, pajak yang ditangguhkan, keuntungan dan kerugian valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang belum dibagikan dan hak minoritas dalam rugi konsolidasi / perbandingan.
Arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dilaporkan (tidak langsung) dengan menyajikan pendapatan dengan beban yang diungkapkan dalam laporan laba rugi serta perubahan dalam persediaan, piutang usaha dan hutang usaha selama periode tertentu. Sedangkan dengan cara pelaporan arus kas bentuk investasi dan pendanaan pada kedua metode, baik langsung maupun tidak langsung adalah sama. Jadi yang berbeda adalah metode pelaporan arus kas untuk kegiatan operasi perusahaan.
Lembaga keuangan mempunyai keinginan yang kuat terhadap metode tidak langsung karena menurut anggapan mereka metode ini lebih informatif. Meskipun lembaga keuangan yang menghendaki agar debiturnya menyusun laporan arus kas perusahaannya dengan metode langsung namun debiturnya tidak dapat begitu saja memenuhi keinginan kreditur, karena baginya lebih bermanfaat penggunaan metode tidak langsung ini mampu menggambarkan arus kas bersih dari kegiatan operasi juga pendekatan ini dapat lebih menarik perhatian dengan penyesuaian yang kompleks.
Metode tidak langsung juga memberikan informasi keuangan dalam penentuan laba / rugi yang menggunakan metode akrual basis, dimana metode ini merupakan petunjuk yang salah dalam penilaian atas arus kas dari operasi. Jika perusahaan terus memakai metode tidak langsung, maka harus ada pengungkapan yang terpisah mengenai perubahan-perubahan dalam perkiraan piutang, persediaan barang, investasi, biaya yang dibayar dimuka dan perkiraan aktiva lancar lainnya. Perkiraan hutang dagang, gaji, sewa dan perkiraan hutang lancar lainnya untuk menentukan jumlah bersih perubahan kas dari kegiatan operasi dalam waktu hendak menyesuaikan pendapatan bersih dengan penerimaan dan pengeluaran bersih dari kegiatan operasi.
SUMBER :
Tidak ada komentar: